1000 Penari Wanita Tani Meriahkan Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 di Waduk Sermo

BerandaJogja.com (24/09/23) – Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 resmi dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwana X, di Waduk Sermo, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta. Mengangkat judul “Kembul Mumbul”, pembukaan FKY 2023 dimeriahkan tari kolosal (flashmob) Kembul Mumbul oleh kurang lebih 1000 wanita tani yang berasal dari empat kabupaten dan satu kota yaitu Kulon Progo, Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kota Yogyakarta.

1000 Penari Wanita Tani Meriahkan Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 di Waduk Sermo Kulon Progo
1000 Penari Wanita Tani Meriahkan Pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 di Waduk Sermo Kulon Progo

Sri Sultan Hamengkubuwana X, dalam sambutannya, menjelaskan bahwa “Kembul Mumbul” adalah ungkapan cinta masyarakat pada budaya dan sebentuk kesadaran bahwa ketahanan pangan adalah akar dari identitas masyarakat Yogyakarta.

“Orkestrasi ini menyuarakan pesan penting dalam tertib pada pola makan, bijak dalam penggunaan air irigasi, cermat dalam pengendalian hama dan penyakit, mahir dalam penggunaan peralatan, dan mensyukuri dengan penuh suka cita saat panen tiba. Semangat inilah yang pada hari ini sudah seharusnya turut membentuk fondasi kolaborasi dan kesadaran kita akan ketahanan pangan,” tutur Sri Sultan Hamengkubuwana X.

Sebab itu, Sri Sultan Hamengkubuwana X berharap FKY 2023 tidak sekadar menjadi peristiwa kolektif yang berlalu begitu saja. FKY selayaknya menjadi aktualisasi akumulasi pesan dari masa
lalu, sekaligus menghantarkan makna kebudayaan yang sudah seharusnya direaktualisasi pada zaman ini. Sri Sultan Hamengkubuwana X juga mengajak segenap untuk mensyukuri sekaligus melestarikan budaya dan menjaga ketahanan pangan.

Senada dengan itu, B. M. Anggana, ketua FKY 2023, menuturkan bahwa FKY 2023 ingin berdiri dengan kesadaran baru mengenai ketahanan pangan dan permasalahan lain yang menyertainya.
Oleh sebab itu, FKY 2023 menghadirkan berbagai program yang semuanya bermuara pada tajuk “Kembul Mumbul” yang menitikberatkan penuh pada keterlibatan warga Yogyakarta.

“Dari berbagai program itu, kita menyadari bahwa ketahanan pangan berasal dari daya hidup warga, dan juga bertujuan kepada seluruh warga masyarakat, khususnya dalam hal ini Daerah
Istimewa Yogyakarta,” ucap Anggana.

Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam FKY ini juga disampaikan oleh Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY. Menurutnya, sebagaimana mandat Gubernur DIY, kebudayaan bukan cuma urusan seniman, budayawan, ataupun dinas kebudayaan saja, tetapi juga milik seluruh sektor yang ada dalam masyarakat.

“Karena kebudayaan adalah cara hidup yang menjadi induk dari peradaban,” tutur Dian. Sementara itu, Ni Made Dwipanti Indrayanti, PJ. Bupati Kulon Progo, menyatakan selamat datang
atas pelaksanaan FKY 2023 di Kulon Progo. Indrayanti memohon maaf bila dalam pelaksanaannya sampai akhir ada kendala. Kedepannya, Indrayanti berharap, berbagai program FKY 2023 dapat berjalan dengan lancar.“Semoga upaya kita dalam melestarikan kebudayaan tercapai, masyarakat semakin mengenal budaya bangsanya sekaligus menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat,” ungkap Indrayanti.

Prosesi pembukaan FKY 2023 secara simbolis dibuka dengan pemukulan kenthongan yang dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X dengan didampingi oleh ketua FKY 2023 B. M.
Anggana, Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi dan perwakilan SC Butet Kartaredjasa.

Pertunjukan tari kolosal sendiri melibatkan peserta wanita segala usia yang berkostum wanita tani yang terdiri dari jarik, kebaya, dan juga caping dengan hiasan padi di atasnya. Pertunjukan ini merupakan perpaduan gerak atraktif dengan tabuhan kentongan, ragam gerak Jathilan, dan kesenian Angguk Kulon Progo. Tari Kolosal Kembul Mumbul ini ditarikan oleh tidak kurang dari 1000 wanita, yang berasal dari 4 Kabupaten dan 1 Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Prosesi pembukaan FKY 2023 juga dihiasi gunungan berisi 1000 hasil bumi, terdiri atas berbagai sayur-mayur dan buah-buahan. Bertepatan dengan Hari Tani Nasional tanggal 24 September gunungan diberi nama “Bumidana” oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X yang berarti pemberian bumi menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Yogyakarta. Pada akhir acara, gunungan menjadi rebutan masyarakat yang hadir dengan riang gembira.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *