Drive in Cinema Becak Kayuh di Stadion Kridosono Menutup Rangkaian Kotabaru Heritage Festival 2023
BerandaJogja.com (09/07/23) – Kotabaru Heritage Festival (KHF) 2023 resmi ditutup dengan puncaknya malam penghargaan bagi para peserta lomba foto hingga film. Memperkuat citra Kotabaru sebagai kawasan warisan budaya (heritage), Kotabaru Heritage Festival telah menyajikan serangkaian acara di sepanjang kawasan ini. Di antaranya lomba dan pameran fotografi, pemutaran film dan diskusi film, seni pertunjukan, dan fashion show di kawasan Boulevard Suroto, food festival. Puncak acara Kotabaru Heritage Festival dimeriahkan dengan malam penghargaan lomba instalasi bunga ‘Jalan Juang Kotabaru’, lomba foto ‘Kotabaru Kuno dan Kini’, serta kompetisi Kotabaru Heritage Film Festival.
Pj Walikota Yogyakarta, Singgih Raharja, mengatakan bahwa meski Kotabaru Heritage Festival telah ditutup, namun rohnya akan terus dihidupkan dari kawasan Kotabaru. “Saya harap seluruh komponen dapat menjadi bagian dari ekosistem Kotabaru yang akan selalu mendukung dan mendorong untuk menjadikan kawasan ini sebagai destinasi baru yang mengusung konsep quality tourism,” ujar Singgih.
Singgih menjelaskan bahwa Malioboro telah menjadi destinasi wisata berkonsep mass tourism yang sudah sangat padat wisatawan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa ciri quality tourism adalah tidak terlalu banyak wisatawan yang berdatangan, tetapi dampaknya akan lebih tinggi dari mass tourism. “Dan saya kira Kotabaru sangat pas dengan konsep itu. Karena kita bisa melihat betapa lengkapnya Kotabaru itu,” kata Singgih.
Hal ini, menurut Singgih, tak terlepas dari kawasan Kotabaru sebagai spot center. Kawasan ini memiliki fasilitas one stop area yang terdiri dari sekolah, perkantoran, gereja, masjid, hingga rumah sakit dan pertahanan. Lebih lanjut, Singgih mengatakan bahwa ruang-ruang publik ini harus dapat dilestarikan dan dimanfaatkan untuk pariwisata itu sendiri. “Selain itu, kita juga bicara soal dampak ekonomi. Oleh karena itu, pariwisata harus bangkit ekonominya, industrinya juga harus jalan. Saya juga berharap Kotabaru dapat menjadi destinasi baru dan penyangga Malioboro serta destinasi lain yang ada di Kota Yogyakarta,” imbuh Singgih.
Gelaran Kotabaru Heritage Festival juga diharapkan dapat berkesinambungan, sehingga penguatan kawasan Kotabaru sebagai kawasan warisan budaya dan pariwisata dapat terus berjalan. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi seluruh masyarakat, terutama kaitannya dengan warisan budaya. “Ini merupakan perayaan warisan budaya untuk kita semua,” kata Yetti.
Berikut Pemenang Instalasi Bunga Jalan Juang Kotabaru, Juara I Mawar Florist Jogja, Juara II Ratnasari Florist, dan Juara III Sekar Mulya Florist. Pemenang Lomba Fotografi “Kotabaru Kuno dan Kini “ yaitu Juara I Nico Cornelius “Sisa Foto Lama Bethesda”, Juara II Muh Dariola Afghant “Masjid Syuhada 2023”, Juara III Syaiful Amin “Kuno dan Kini Tetap Menarik”, Harapan I Sigit Riyanto “Pesona Museum Sandi Kotabaru, Museum Kriptologi Pertama di Indonesia”, Harapan II Panji Arighi Imawan “Pesona Arsitektur Museum Sandi”.
Apresiasi Film untuk Kategori Sang Sanidya Award: Pemerintah Kota Langsa. Sedangkan, Kompetisi Kotabaru Heritage Film Festival masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Pemenang Kategori Purwaseswa Awards (tingkat SMA/SMK) adalah Golden Purwaseswa Award film “Wani Ngembeg” sutradara Erwin Ramadhan”, Silver Purwases Award film “Keblasuk” sutradara Theo Sih Virla Nugroho, dan Jury Special Mention Purwaseswa Award film “Putu Bambu” sutradara Novan Arbi Fathan.
Pemenang Kategori Karyanagri Awards (pemerintahan) adalah Golden Karyanagri Award film “Bara Api Sriwedari” sutradara Aldo Fredo, Silver Karyanagri Award film “Rupa, Solah, Rawit” sutradara West Waisnawa, dan Jury Special Mention Karyanagri Award “Tan Tat Hin” Sutradara JDW Purwitosari.
Pemenang Kategori Mahaditya Awards (umum) adalah Golden Mahaditya Award film “Kala Rau, When the Sun Got Eaten” sutradara Medy Mahasena, Silver Mahaditya Award “Saya di Sini, Kau di Sana” sutradara Taufiqurrahman Kifu, dan Jury Special Mention Mahaditya Award film “Bring Angklung to the Next Level” sutradara Asep Muhammad Jaenudin.
Penghujung penutupan festival ini adalah drive-in cinema oleh 100 becak kayuh yang turut mengajak masyarakat merasakan pengalaman unik menikmati sajian film-film karya sineas lokal Kota Yogyakarta dalam Drive-In Cinema dengan konsep tanpa mesin dan polusi.