Hendak Berlibur Ke Bali? Seperti Ini Protokol CHSE di Pusat Wisata Ubud dan Bedugul

BerandaJogja.com (23/11/20) – Siapa yang tak kenal dengan Pulau Dewata dan jutaan pesonanya? destinasi wisata favorit bagi wisatawan domestik dan mancanegara ini juga turut terdampak pandemi covid-19 karena menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Walau pemerintah sudah membuka kembali akses pada Agustus 2020 lalu bagi wisatawan domestik namun geliat pariwisata di Bali sampai saat ini belum nampak signifikan.

Hal itu tercermin pada pasar-pasar tradisional di Bali yang masih lesu. Seperti Pasar Tradisional Ubud. Seorang pedagang souvenir di pasar tersebut mengaku baru berjualan kembali sejak Oktober 2020. Namun, penghasilannya merosot tajam, tak seperti hari-hari biasa sebelum pandemi melanda. Pedagang pasar dan pemilik UMKM merupakan sektor yang paling terdampak Covid-19, apalagi di Bali yang selama ini selalu dipenuhi wisatawan domestik dan internasional.

Dalam program “Kembali ke Bali”, Kemenparekraf bekerja sama dengan Garuda Indonesia mengajak beberapa media mengunjungi pusat-pusat wisata di Ubud dan Bedugul. Beberapa tempat wisata dan pura seperti Pura Puseh Batuan, Goa Gajah, Jatiluwih, dan Ulun Danu Beratan telah menyediakan area cuci tangan dan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk.

“Tujuan Program Kembali ke Bali ini adalah untuk mengedukasi setiap wisatawan dan masyarakat yang ada di destinasi di Bali untuk tetap menerapkan protokol CHSE atau 3M,” papar Ridwan Belu selaku perwakilan Kemenparekraf saat redaksi temui di Ubud.

Penerapan Cleanliness, Health, Safety, Environmental Suistainability (CHSE) menjadi sorotan selama tim media ketika berada di Bali. Seorang pedagang buah di Pasar Buah dan Bunga Candikuning baru membuka kios buahnya 1 bulan terakhir. Ibu Halimah, begitu beliau biasa dipanggil, mengaku pada awalnya masih sedikit khawatir untuk berada di pasar, bertemu orang banyak. Namun, dengan edukasi dari Kemenparekraf untuk menerapkan protokol CHSE, ia memberanikan diri berjualan kembali demi kestabilan finansial keluarganya. Pelaku-pelaku ekonomi seperti ini yang sebaiknya kita dukung untuk bangkit kembali. Bagaimana pun juga, geliat pariwisata lokal kita berbanding lurus dengan kebangkitan perekonomian khususnya UMKM.

Tidak hanya tempat wisata, hotel dan restoran pun tak lupa diberikan sertifikat CHSE. Bagi wisatawan yang ingin datang ke Bali diminta untuk cermat memilih akomodasi dan restoran sesuai protokol CHSE. Contohnya untuk pemilihan hotel yang memiliki standar CHSE, di setiap kamar telah disediakan sebuah kartu yang menjelaskan bahwa seluruh sudut ruangan sudah dibersihkan dengan disinfektan secara berkala terutama bagian yang sering disentuh oleh pengunjung hotel. Hal yang sama berlaku juga untuk rumah makan dan restoran. Dibutuhkan kesadaran tinggi masyarakat untuk sama-sama menjaga protokol CHSE ini.

Selanjutnya, memilih maskapai tentu juga menjadi hal penting. Garuda Indonesia selaku maskapai yang menggunakan teknologi High Efficiency Particulate Arrestors (HEPA) filter, menjadi andalan masyarakat dalam penerbangan aman. HEPA filter ini dapat menyaring virus dan bakteri di dalam kabin hingga 99%. Sirkulasi udara berganti setiap 2 menit. Semestinya ini dapat meminimalisir penyebaran virus corona dalam pesawat terbang.

Selain itu, penerapan seat distancing memang digalakkan Garuda Indonesia sejak awal pandemi. Kapasitas penumpang di dalam pesawat dikurangi demi kenyamanan penumpang. Maskapai ini memberikan travel kit untuk para penumpang di boarding gate yang berisi hand sanitizer dan 1 lembar tambahan masker. Pembagian travel kit ini juga sebagai pengingat agar seluruh penumpang memiliki kesadaran tinggi untuk saling menjaga protokol kesehatan selama perjalanan.

Dengan protokol CHSE yang tertib diterapkan, Bali sudah jauh lebih siap dalam menerima wisatawan dalam era adaptasi kebiasaan baru ini. Bahkan mungkin Bali dapat menjadi panutan bagi destinasi-destinasi wisata di daerah lain untuk menerapkan hal yang sama, sehingga kita bisa menggeliatkan kembali roda perekenomian di sektor pariwisata. Saat pandemi berakhir, tempat-tempat wisata khususnya di Bali sedang menunggu kita untuk datang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *