Kasongan Sebagai Desa Kreatif Yang Mengembangkan Potensi dan Kekayaan Sumber Daya Lokal
BerandaJogja.com (12/05/23) – Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep yang mengacu pada penggunaan potensi dan kreativitas seseorang untuk menghasilkan nilai ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Ekonomi kreatif desa di Indonesia memiliki sejarah yang panjang, dimulai sejak masa pra-kemerdekaan ketika masyarakat desa sudah memiliki profesi dan keahlian dalam menghasilkan produk-produk seni dan kerajinan tangan. Namun, pada saat itu ekonomi kreatif desa masih terbatas pada skala lokal dan belum terorganisir dengan baik. Setelah kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai memperhatikan potensi ekonomi kreatif desa dan mengembangkan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Sejarah Ekonomi Kreatif di Indonesia dimulai pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Pada saat itu, banyak seniman dan budayawan mulai menunjukkan kepedulian mereka terhadap pengembangan industri kreatif di Indonesia. Namun, pada saat itu, industri kreatif masih terbatas pada bidang seni dan kebudayaan. Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, terjadi peningkatan investasi di sektor ekonomi kreatif, terutama dalam bidang televisi, film, dan industri musik. Pada era pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi pergeseran fokus ke arah industri kreatif yang lebih luas, termasuk teknologi informasi, animasi, fashion, desain, kuliner dan pariwisata. Pada saat ini, terdapat kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung pengembangan industri kreatif, seperti penyedia fasilitas pendanaan dan pelatihan untuk pelaku industri kratif.
Pada tahun 2009, pemerintah Indonesia meluncurkan Masterplan Ekonomi Kreatif Indonesia, yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif. Masterplan ini mengusung empat sektor utama dalam ekonomi kreatif, yaitu industri kreatif berbasis media, industri kreatif berbasis desain, industri kreatif berbasis desain, industri kreatif berbasis kuliner, dan industri kreatif berbasis fashion. Sejak diluncurkanya Masterplan Ekonomi Kreatif Indonesia, industri kreatif di Indonesia semakin berkembang pesat dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang potensial dan menjanjikan. Sampai saat ini terdapat 17 Sub-sektor ekonomi kreatif yang diakui oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia yaitu : Arsitektur, Fashion, Film, Kuliner, Musik, Permainan Interaktif, Fotografi, Seni Rupa, Desain Grafis, Seni Pertunjukan, Penerbitan, Desain Produk, Radio dan Televisi, Seni dan Kreatif Digital, Kerajinan tangan, Desain interior, dan Jasa kreatif.
Salah satu Desa yang mengembangkan Ekonomi Kreatif Desa adalah Desa Kasongan, yang teletak di Kasongan, kabupaten Bantul, Yogyakarta yang terkenal dengan kerajinan tanah liatnya yang berkualitas dan beragam, seperti gerabah, gentong, vas bunga. Desa Kasongan telah menjadu destinasi wisata yang populer bagi wisatawan domestik dan mancanegara, terutana para pecinta seni dan kerajinan. Di Desa Kasongan, terdapat banyak banyak Galeri dan toko yang menjual hasil kerajinan tanah liat yang unik dan menarik. Selain itu, pengunjung juga dapat mempelajari cara membuat kerajinan kerajinan tanah liat dari pengrajin setempat. Selain itu, Desa Kasongan juga memiliki program wisata edukasi yang menarik, seperti pelatihan membuat kerajinan tanah liat dan program wisata edukasi yang menarik, seperti pelatihan membuat tanah liat dan program belajar pertanian organik. Desa Kasongan menjadi salah satu contoh desa wisata yang sukses dalam mengembangkan potensi wisata budaya dan kreatif lokal serta berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Industri kreatif di Desa Kasongan tidak hanya mencakup produksi kerajinan tanah liat, tetapi juga pengembangan produk-produk turunan, seperti aneka souvenir, dekorasi rumah, hiasan taman. Industri kreatif di Desa Kasongan telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki nilai tambah untuk ekonomi bagi masyarakat Desa Kasongan.
Kontributor : Elnani Yuliana mahasiswa Tata Kelola Seni Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta