Pertemuan Tatap Muka di Sekolah Dinilai Memiliki Tingkat Urgensi Tinggi Untuk Segera Dilakukan
BerandaJogja.com (05/11/21) – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 lalu juga berdampak pada sektor pendidikan, siswa siswi di semua jenjang sekolah di Indonesia mulai saat itu harus menjalankan proses belajar jarak jauh secara online/ daring. Merebaknya pandemi Covid-19 di negara ini yang mengharuskan masyakarakat untuk tidak berkumpul ketika beraktifitas terlebih di dalam ruangan, tak terkecuali anak-anak sekolah. Pembelajaran jarak jauh berlangsung lebih dari satu tahun dengan segala dampaknya bagi siswa-siswi, guru, serta orangtua siswa-siswi.
“Semua yang terlibat dalam satuan pendidikan seolah dipaksa untuk bertransformasi dalam sistem belajar mengajar secara mendadak tanpa persiapan akibat pandemi ini. Semua siswa-siswi belajar jarak jauh dari rumah masing-masing dan hanya bertemu dengan guru secara online. Tentu saja transformasi tersebut tidak berjalan mudah. Negara kita adalah negara kepulauan dengan geografis wilayah yang lengkap, hutan, lautan, pegunungan, pedalaman, kota besar, serta pedesaan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di sebagian wilayah memudahkan proses belajar online, namun di sebagian wilayah yang lain masih menjadi permasalahan terkait sinyal dan akses komunikasi.” ungkap Drs. Wiryanta MA.,Ph.D selaku Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika saat temu media di resto kawasan Sleman Jumat siang (05/11).
Satu setengah tahun telah berlalu, vaksinasi gencar dilaksanakan termasuk untuk para guru, pada akhirnya saat ini grafik pandemi covid-19 telah menunjukkan penurunan kasus. Beberapa permasalahan terjadi dalam pembelajaran jarak jauh, bahkan yang paling ekstrim adalah banyak anak-anak yang putus sekolah karena tidak bisa mengikuti sekolah online.
“Melihat fenomena tersebut, maka pertemuan tatap muka di sekolah dinilai memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk segera dilakukan. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Kemdikbudristek dan dinas-dinas pendidikan membuat kebijakan untuk memulai pertemuan tatap muka terbatas di satuan-satuan pendidikan pada pertengahan September 2021. Pertemuan tatap muka di sekolah tersebut tidak begitu saja dapat langsung dilakukan. Satuan-satuan pendidikan harus melakukan simulasi terlebih dahulu dan mampu untuk melakukan protokol kesehatan di berbagai aspek.” imbuh Drs. Wiryanta.
Meskipun demikian, Pemerintah memberi hak kepada orangtua siswa untuk mengijinkan putra putrinya mengikuti pertemuan tatap muka terbatas di sekolah atau masih tetap belajar jarak jauh. Tidak dipungkiri bahwa masih banyak orangtua siswa yang merasa ragu untuk melepas putra putrinya kembali ke sekolah hingga pandemi benar-benar berakhir. Untuk itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika c.q. Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan bekerjasama dengan Kemdikbudristek menyelenggarakan Dialog Publik secara hybrid sebagai sarana untuk mendiskusikan kesiapan sekolah dan orangtua siswa dalam berbagai aspek terkait pertemuan tatap muka terbatas di sekolah.
“Hingga akhir Oktober 2021 saat ini, kegiatan pertemuan tatap muka terbatas yang dilakukan di satuan-satuan pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia berjalan cukup kondusif. Fokus utama yang harus diperhatikan adalah kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar seiring dengan prilaku hidup bersih dan sehat para guru dan siswa-siswi.” pungkas Drs. Wiryanta.