Usai Rilis Single Lepas April Silam, Majelis Lidah Berduri Siap Merilis Single Pertama dari Album Hujan Orang Mati

BerandaJogja.com (27/06/23) – Meneruskan tradisi lama sejak di masa masih menyebut diri Melancholic Bitch: tak berkabar jika tak perlu, sekali berkabar langsung deras seperti badai. Rilisan Serampang menjadi single pertama yang diambil dari album mereka, sepintas ingin menandai jelajah tematik dan musik mereka terkini. Belajar dari katalog musik mereka selama ini, judul lagu ini tepat menunjuk kecenderungan mereka untuk mencomot ragam genre bermusik dan memainkannya dengan cara mereka, suatu keserampangan yang dilakukan dengan teguh dan berani. 

Ada banyak kejutan musikal di sepanjang tiga setengah menit durasi lagu ini. Kelokan musikalnya hampir tak terantisipasi, kecuali beberapa petunjuk Easter eggs di bagian pertama lagu. Komposisi gitar dan trompet terasa segar, berdialog dengan ruang yang disiapkan bagian rhtym dengan matang secara maksimal. Secara tematik, keserampangan itu juga seperti sengaja ditebalkan. Bagian-bagian awal, lirik seperti sedang menunjuk pada keserampangan personal yang abstrak, tentang seseorang (atau sekelompok) yang menjalani laku hidup secara serampang, sebelum mendapatkan konteksnya di bagian akhir lagu. Kritik atas modernitas masih berkelanjutan dengan tema-tema di katalog Melbi sebelumnya, namun suatu tema besar seperti sedang disinyalkan di akhir lagu ini. Video klip yang mengiringi lagu ini, digagas dan dieksekusi oleh Yohanes Catur Nugroho dan Gilang Kusuma W. (Lepaskendali Labs),  penting untuk diamati secara lebih cermat, juga berlaku seperti dunia post apocalypse yang menghadirkan imaji spektakuler namun gelap sekaligus membuka pertanyaan susulan. 

Mengirim kabar serupa badai, rilisan lagu yang segera bisa didengar dan disaksikan di semua kanal sosial media dan kanal khusus musik Melbi, rupa-rupanya hanya setengah saja dari paket berita mereka. Setengah kabar kedua adalah berita persiapan konser mereka. Suatu konser spesial yang juga bertajuk Hujan Orang Mati. Konser ini terpilih sebagai satu dari empat Pertunjukan Utama gelaran Performa ARTJOG 2023, berdiri di antara nama-nama penting dunia pertunjukan Indonesia (Teater Garasi (teater) dan Sardono W. Kusumo (tari)).  Setelah tampil di dalam karya Teater Garasi di karya Waktu Batu. Rumah yang Terbakar pada tanggal 2 dan 3 Juli, giliran mereka tampil sebagai penggagas, perancang, dan penampil utama di karya musik-pertunjukan mereka berjudul Hujan Orang Mati, pada tanggal 14-15. 

Berangkat dari pengalaman kehilangan orang-orang dekat yang mereka sayangi selama beberapa tahun terakhir ini, berlipat-lipat terutama di sekitar masa pandemi global terakhir, repertoar Hujan Orang Mati (HOM) adalah pertunjukan yang berangkat dari ruang duka personal dan menyusun ritus duka sosial.  Pertunjukan ini dibangun sebagai suatu meditasi atas dunia bersama yang tak lagi sekedar meleleh dengan kecepatan konstan, sebagai suatu upaya untuk turut membangun ruang bagi pertanyaan dan arah bersama. 

Seperti bertukar peran, giliran desainer dan penampil Garasi Performance Institute mendukung desain ruang dan visual pertunjukan Melbi. Dari departemen musik, selain bermain full-band (suatu tim musisi yang kini total berjumlah 13 orang, termasuk dua drummer dan tiga pemain trompet), Melbi kembali bermain mengundang Frau untuk menampilkan kolaborasi baru mereka lebih dari 13 tahun setelah lagu Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa seperti berpindah tangan. Raja Kirik, duo musisi experimental yang sempat memanas panggung-panggung Eropa dan Australia, juga mereka ajak bermain bersama. Lepaskendali Labs melanjutkan kolaborasi mereka dengan berperan sebagai visualizer pertunjukan ini.

Dengan line up kolaborator yang demikian potensial dan menggairahkan ini, Melbi seperti sedang menjanjikan suatu format pertunjukan yang intim dan segar, yang sepertinya tak mudah terulang di kesempatan lain.  Dipersembahkan oleh ARTJOG, repertoar Hujan Orang Mati ini juga didukung oleh IM3, Kua Etnika, Garasi Performance Institute, dan Lepaskendali Labs. Setelah mengeluarkan tiket bundling seluruh pertunjukan utama, ARTJOG akan mulai membuka akses tiket harian konser HOM di awal bulan Juli. Kabar lebih mendetail tentang konser ini akan mereka bagi dalam waktu dekat. 

Seturut kesaksian para penonton Melbi di pertunjukan-pertunjukan spesial mereka sebelumnya kisah-kisah yang turut membangun mitologi mereka, pertunjukan ini tampaknya sedang dibangun sebagai sebuah undangan yang susah, bahkan tak mungkin, ditolak. Sepaket berita dengan dua kabar yang menggairahkan. Sementara menunggu konser, saatnya menyiapkan diri, menguliti Serampang dan memutar-mutar ulang katalog mereka yang panjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *