Gangsar #2 Gugur Gunung Sajikan Karya Perupa Kota Yogyakarta di Museum Kotagede
BerandaJogja.com (18/09/22) – Melekat sebagai Kota Budaya, Yogyakarta juga merupakan ruang berkesenian. Dalam rangka memeriahkan Festival Kebudayaan Yogyakarta 2022, para perupa Kota Yogyakarta turut berpartisipasi menampilkan karyanya dalam pameran bertajuk GANGSAR #2 Gugur Gunung di Museum Kotagede yang secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti pada tanggal (18/9) lalu.
Kekhasan akulturasi budaya di setiap sudut Kota Yogyakarta tidak lepas dari visual-visual peradaban seni dari masa ke masa. Inilah yang menjadikan Kota Yogyakarta dikenal sebagai Kota Budaya. Peran para budayawan, seniman, masyarakat serta pemerintah kota telah memberikan kontribusi terhadap lekatnya unsur-unsur budaya di kota ini.
Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta tahun 2022 kembali berpartisipasi dalam Festival Kebudayaan DIY yang bertajuk “Merekah Ruah” yang diselenggarakan 12-25 September 2022. Salah satu bentuk kegiatan yang diselenggarakan yakni Pameran Perupa Kota Yogyakarta bertema GANGSAR #2 Gugur Gunung. Kegiatan seni ini juga digelar untuk meramaikan Festival Kesenian Yogyakarta 2022 yang berlangsung dari 17-23 September 2022.
“Yogyakarta dikenal sebagai kotanya gudang seni, yang tak pernah sepi dari kegiatan seni di ruang publik. Kegiatan berkesenian ini patut kita dukung bersama, kegiatan ini juga menjadi wujud pemerintah menyapa dan mengenal warga seni rupa di Kota Yogyakarta,” ujar Anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Astuti Kusumo.
Perayaan terhadap hasil cipta karsa dan karya kebudayaan Kota Yogyakarta, sudah semestinya selalu dirayakan secara semarak sebagai wujud apresiasi untuk semua elemen pendukung kemajuan kebudayaan di Kota Yogyakarta.
Praktisi Seni dari Fakultas Seni Rupa dan Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Suwarno Wisetrotomo memberikan catatan penting tentang pentingnya membangun identitas seni Kota Yogyakarta. Suwarno mengatakan dalam birokrasi seperti di Indonesia kini, di samping soal adakah seniman “warga setempat”, ada beberapa persoalan yang perlu dipetakan untuk membangun identitas seni Kota Yogyakarta.
“(Salah satunya) Kota akan semakin bertumbuh menjadi ‘pintar’ yang memudahkan warganya hidup bersama. Kemudian kota akan berfungsi sebagai kota penghubung sekaligus melting pot bagi para seniman dari mana pun asal tinggalnya,” kata dia.
Suwarno menambahkan, identitas Kota Yogyakarta perlu dibangun dan dikukuhkan dengan banyak cara, antara lain melalui pinggiran dan sejumlah situs. Menurutnya, Kotagede sangat pantas digunakan sebagai lokasi sebagai tempat penyelenggaraan pameran seni rupa Gugur Gunung 2022. Karena Kotagede adalah “museum hidup”.
“Gugur Gunung mengisyaratkan kerja bersama untuk mencapai tujuan bagi kepengtingan bersama. Watak dasar kita sebagai makhluk sosial adalah kebersamaan. Karya seni pun selalu berwatak ‘menyapa’ siapa saja dengan cara-cara yang lembut mau pun provokatif,” papar Suwarno.
“Kegiatan ini (Pameran Perupa Kota Yogyakarta GANGSAR #2 Gugur Gunung 2022) mampu memberikan ruang ekspresi bagi 75 orang seniman, khususnya seniman Kota Yogyakarta. Kegiatan ini mempunyai harapan bersama-sama gotong royong mempertahankan eksistensi seni rupa di Kota Yogyakarta,” imbuh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti. *Adv